Dilatarbelakangi sebuah harapan untuk mengangkat peran kaum agamis  dalam sejarah Indonesia, RAPI FILMS menghadirkan film SANG KIAI, sebuah  film kolosal yang mengangkat kisah perjuangan ulama kharismatik  pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari,  yang juga menjadi tokoh kunci dalam menggerakan santri-santri dalam  merebut dan mempertahankan kemerdekaan.
Tak sekadar mengangkat cerita mengenai tokoh Sang Kiai, film karya Rako  Prijanto ini juga mengangkat peran dan perjuangan SANG KIAI di era 1942  sampai 1947 lewat Resolusi Jihad-nya serta perjuangan orang-orang di  sekitarnya. K.H. Wahid Hasyim, putra Sang Kiai, bersama-sama dengan para  santri, yang dikomandoi oleh Harun berusaha mencari jalan keluar dengan  caranya masing-masing untuk membebaskan Sang Kiai dari tangkapan  serdadu Jepang.
Cara diplomasi yang dijalankan putra Sang Kiai ternyata sangat berbeda  dengan Harun yang lebih memilih cara emosional anak muda yang  berapi-api. Tekad yang kuat membela agama dan bangsa yang dicabik-cabik  penjajah mendorong Harun bersama dua sahabatnya, Hamzah dan Abdi  berjuang sampai ke Surabaya.
"Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan  Indonesia peranan kaum agamis kurang terangkat, sementara kaum ini  memiliki andil yang sangat besar. Bahkan dasar negara Pancasila dalam  sila pertama menyebutkan Ketuhanan yang Maha Esa yang berarti bahwa  masyarakat Indonesia adalah masyarakat agamis," ujar Rako Prijanto,  sutradara sekaligus penggagas film SANG KIAI.
Sementara  menurut Gope T. Samtani, produser film ini, cerita tokoh kepahlawanan  dari sejarah jarang ditampilkan sehingga nyaris kalah dengan cerita  kepahlawanan fiksi dari luar negeri. Hal inilah yang menarik perhatian  Gope untuk mengangkat cerita seorang Pahlawan Nasional.
Menampilkan  sederetan aktor dan aktris papan atas dengan kemampuan akting yang  tidak diragukan lagi seperti Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro,  Adipati Dolken, Dimas Aditya, serta pendatang baru Meriza Febriani. 
"Tidak  ada kandidat lain kecuali Ikranagara untuk memerankan karakter K.H.  Hasyim Asy'ari. Karena disamping secara usia mendekati real karakternya,  keadaan fisik dan wajah yang bisa didekatkan ke karakter juga kemampuan  aktingnya. Kendala terberat karena ini film sejarah yang tokoh  karakternya pernah hidup maka kita harus mencari semirip mungkin tapi  juga harus professional," jelas Rako.
Memakan waktu cukup panjang dalam menyelesaikan film ini. Shooting kurang lebih 60 hari, 2,5 tahun untuk pra-production serta 6 bulan masa post production. Persiapan 2,5 tahun ini dikarenakan pesiapannya dalam mencari bahan informasi, pencarian lokasi, pemain yang sesuai dengan karakter. Syuting film berlatar belakang tahun 1940-an ini mengambil lokasi di Kediri, Gondang, Magelang, Ambarawa dan Semarang.
Film ini menjadi lebih istimewa dengan hadirnya suara grup band papan atas, Ungu, yang akan mengisisoundtrack-nya. Khusus untuk film ini, Ungu menciptakan dua judul lagu berjudul Bila Tiba dan Bunga.
Memakan waktu cukup panjang dalam menyelesaikan film ini. Shooting kurang lebih 60 hari, 2,5 tahun untuk pra-production serta 6 bulan masa post production. Persiapan 2,5 tahun ini dikarenakan pesiapannya dalam mencari bahan informasi, pencarian lokasi, pemain yang sesuai dengan karakter. Syuting film berlatar belakang tahun 1940-an ini mengambil lokasi di Kediri, Gondang, Magelang, Ambarawa dan Semarang.
Film ini menjadi lebih istimewa dengan hadirnya suara grup band papan atas, Ungu, yang akan mengisisoundtrack-nya. Khusus untuk film ini, Ungu menciptakan dua judul lagu berjudul Bila Tiba dan Bunga.
"Hadirnya film SANG KIAI ini  diharapkan tak hanya sekadar menghibur dan mendidik saja, namun juga  bagi generasi muda khususnya dapat mengenal siapa K.H. Hasyim Asy'ari  dan memahami bagaimanapemikiran dan perjuangan beliau untuk agama dan  bangsa Indonesia. 
Sinopsis Film SANG KIAI
Pendudukan Jepang ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang lagu Indonesia Raya dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan Sekerei (menghormat kepada Matahari). KH Hasyim Asyari sebagai tokoh besar agamis saat itu menolak untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa tindakan itu menyimpang dari aqidah agama Islam. Menolak karena sebagai umat Islam, hanya boleh menyembah kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani itu, Jepang menangkap KH Hasyim Asyari.KH Wahid Hasyim, salah satu putra beliau mencari jalan diplomasi untuk membebaskan KH Hasyim Asyari. Berbeda dengan Harun, salah satu santri KH Hasyim Asyari yang percaya cara kekerasanlah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo menuntut kebebasan KH Hasyim Asyari. Tetapi harun salah karena cara tersebut malah menambah korban berjatuhan.Dengan cara damai KH Wahid Hasyim berhasil memenangkan diplomasi terhadap pihak Jepang dan KH Hasyim Asyari berhasil dibebaskan. Ternyata perjuangan melawan Jepang tidak berakhir sampai disini. Jepang memaksa rakyat Indonesia untuk melimpahkan hasil bumi. Jepang menggunakan Masyumi yang diketuai KH. Hasyim Asy'ari untuk menggalakkan bercocok tanam. Bahkan seruan itu terselip di ceramah sholat Jum'at. Ternyata hasil tanam rakyat tersebut harus disetor ke pihak Jepang. Padahal saat itu rakyat sedang mengalami krisis beras, bahkan lumbung pesantren pun nyaris kosong. Harun melihat masalah ini secara harfiah dan merasa bahwa KH. Hasyim Asy'ari mendukung Jepang, hingga ia memutuskan untuk pergi dari pesantren.Jepang kalah perang, Sekutu mulai datang. Soekarno sebagai presiden saat itu mengirim utusannya ke Tebuireng untuk meminta KH HAsyim Asyari membantu mempertahankan kemerdekaan. KH Hasyim Asyari menjawab permintaan Soekarno dengan mengeluarkan Resolusi Jihad yang kemudian membuat barisan santri dan masa penduduk Surabaya berduyun duyun tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Gema resolusi jihad yang didukung oleh semangat spiritual keagamaan membuat Indonesia berani mati.Di Jombang, Sarinah membantu barisan santri perempuan merawat korban perang dan mempersiapkan ransum. Barisan laskar santri pulang dalam beberapa truk ke Tebuireng. KH Hasyim Asyari menyambut kedatangan santri-santrinya yang gagah berani, tetapi air mata mengambang di matanya yang nanar
Trailer Film SANG KIAI
Trailer Film SANG KIAI 
Sumber : - http://www.merdeka.com/artis/sang-kiai-kisah-perjuangan-untuk-agama-dan-bangsa.html
 - http://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Kiai
 

0 komentar:
Posting Komentar